Oleh: Eko Rahmanto, S.Ud
Penggemar wayang kulit Jawa pasti tidak asing dengan lakon Wahyu Makuta Rama. Cerita ini mengisahkan Begawan Padmanaba memberikan wejangan kepada Raden Harjuna Sosrobahu tentang sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang raja, penguasa, atau pemimpin.
Wejangan Makuta Rama berisi gambaran sifat-sifat kepemimpinan yang disimbolkan sifat-sifat alam semesta, yang berjumlah delapan unsur. Delapan unsur alam yang dimaksud adalah sifat bumi, matahari, api, laut (samudera), langit, angin, bulan, dan bintang. Itu sebabnya wejangan ini terkenal dengan “Hasta Brata”.
Sifat pertama, seorang pemimpin hendaknya mencontoh unsur bumi. Sebagai tempat kehidupan makhluk hidup, bumi menyediakan kebutuhan dasar makhluk hidup. Sehingga, bumi merupakan representasi dari sifat keikhlasan dalam memberi dan sifat kekokohan. Seorang pemimpin harus memiliki sifat tersebut, karena sebagai pengayom dia harus mampu memberi tanpa pamrih kepada yang diayominya serta menjadi tempat pertama yang diandalkan dan sebagai tumpuan penyelesaian masalah secara adil tanpa pilih kasih.
Sifat yang kedua, seorang pemimpin harus menjadi seperti matahari. Lewat cahaya matahari, makhluk di bumi dapat hidup dan beraktifitas. Dengan energi dari matahari pula, makhuk hidup dapat tumbuh dan berkembang. Pemimpin harus mampu memberikan tumbuh kembang kepada masyarakatnya melalui program, visi dan misinya yang semua bertujuan untuk mewujudkan nilai-nilai kemaslahatan masyarakat, bangsa, dan negara.
Sifat yang ketiga, seorang pemimpin harus memiliki sifat seperti api. Sifat ini penting dimiliki oleh seorang pemimpin. Sifat api menggambarkan tentang keberanian dan ketegasan tanpa pilih kasih. Pemimpin harus orang yang berani dan tegas dalam mengambil sikap dan kebijakan. Seorang pemimpin harus memiliki sikap yang berani mengambil keputusan demi kemaslahatan bersama.
Sifat keempat bagi seorang pemimpin yaitu sifat laut. Sifat laut atau samudra menggambarkan akan sifat keluasan pikiran dan kemampuan untuk menerima segala ragam perbedaan. Dalam konsep ke-Indonesiaan, pemimpin yang memiliki keluasan pandangan, pemikiran, serta kemampuan untuk menerima ragam perbedaan, merupakan sosok pemimpin yang didambakan. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki banyak keragaman, baik suku, budaya, ras, agama, dan lain sebagainya. Maka, sang pemimpin harus memiliki jiwa moderasi yang tinggi untuk mewujudkan kedamaian, kerukunan, keharmonisan, dan persatuan bangsa sehingga menjadi bangsa yang kokoh dan kuat.
Sifat kelima adalah sifat langit. Sifat ini sebagai gambaran keluasan pandangan, wawasan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Sosok pemimpin yang luas wawasannya, sangat dibutuhkan dalam membangun kemajuan sebuah bangsa dan negara. Keluasan wawasan sebagai bagian dari kompetensi, kemampuan dan kecakapan itulah yang digambarkan dengan sifat langit.
Sifat keenam, angin. Angin adalah unsur alam yang secara bebas dan luas masuk dan lewat di mana saja. Inilah gambaran sifat pemimpin yang luwes dan mampu masuk kemana pun. Kepemimpinan bukan hanya soal kekuasaan, namun kepemimpinan merupakan simbol dari kepedulian. Karena itulah, seorang pemimpin harus mampu menjadi sosok yang “manjing ajur-ajer”, yang mampu terjun dalam menyelesaikan masalah dan peduli kepada kondisi yang dihadapi.
Sifat ketujuh bagi pemimpin adalah seperti bulan. Seorang pemimpin, harus juga mampu memberikan kedamaian kepada sekitarnya. Dia harus menjadi penerang tanpa memberikan rasa panas pada sekitarnya. Rasa damai, nyaman, akan membuat hati gembira dan tentu saja akan memberikan harapan atau optimisme pada sekitar ketika semua kondisi memberikan keputusasaan. Itulah sifat bulan yang harus diimplementasikan oleh seorang pemimpin.
Sifat kedelapan seorang pemimpin adalah bintang. Satu unsur alam yang indah dan mampu sebagai petunjuk arah adalah bintang. Pemimpin harus mampu seperti halnya bintang yang menjadi pengarah dan pedoman pada lingkungan sekitarnya. Seorang pemimpin harus mampu menjadi inspirasi dan teladan bagi yang lainnya. Dengan begitu, seorang pemimpin memiliki satu prinsip dasar yang menjadi ruh dan jiwa kepemimpinannya.
Secara ringkas, Hasta Brata mengumpulkan delapan sifat utama pemimpin. Pemimpin yang selalu ikhlas berjuang untuk rakyatnya dengan segala visi, misi dan kebijakan yang memberikan maslahat untuk bangsa dan negara, berani mengambil keputusan yang terbaik, menjadi penjaga keharmonisan hubungan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, memiliki kepedulian pada rakyat yang dipimpinnya, memberikan motivasi untuk membangun, serta memberikan arah, tuntunan, teladan, dan penerang bagi masyarakatnya. (edit.hsk)